Berita

Harga Smartphone Samsung dan Apple Bakal Melonjak, Ini Biang Keroknya

Dexop.com – Harga smartphone Samsung dan Apple diperkirakan akan mengalami lonjakan signifikan dalam waktu dekat. Kenaikan ini bahkan disebut sebagai yang paling tajam dalam lebih dari dua dekade terakhir, dipicu oleh krisis pasokan komponen utama, terutama memori RAM, akibat melonjaknya permintaan dari sektor pusat data kecerdasan buatan (AI).

Sejumlah analis industri menyebut bahwa harga smartphone Samsung dan Apple kini berada di bawah tekanan besar dari sisi biaya produksi. Permintaan RAM berkapasitas tinggi untuk server AI membuat pasokan untuk industri smartphone semakin terbatas, sehingga harga komponen melonjak dan sulit ditekan.

Krisis RAM Jadi Penyebab Utama

Faktor paling dominan di balik kenaikan harga smartphone Samsung dan Apple adalah lonjakan harga memori RAM. Sejak 2023, kebutuhan RAM untuk pusat data AI meningkat drastis dan diproyeksikan terus naik hingga setidaknya 2027.

Produsen memori global lebih memprioritaskan pasokan untuk server AI karena margin keuntungannya lebih tinggi dibandingkan segmen konsumen. Akibatnya, pasokan RAM untuk smartphone flagship menjadi semakin terbatas, memicu kenaikan harga di seluruh rantai pasok.

Kondisi ini membuat produsen ponsel harus melakukan negosiasi agresif dengan pemasok. Bahkan, beberapa perusahaan teknologi besar dikabarkan sampai melakukan restrukturisasi internal demi mengamankan pasokan memori untuk produk-produk masa depan.

Dampak Langsung ke Produk Samsung

Samsung disebut berada dalam posisi sulit saat menentukan strategi harga flagship generasi berikutnya. Untuk menahan laju harga smartphone Samsung dan Apple, perusahaan asal Korea Selatan itu dikabarkan terpaksa mengorbankan peningkatan spesifikasi di beberapa sektor.

Salah satu dampaknya adalah kemungkinan absennya peningkatan kamera signifikan pada model dasar Galaxy S generasi terbaru. Langkah ini dinilai sebagai upaya Samsung menjaga harga jual agar tidak melonjak terlalu tinggi di tengah tekanan biaya komponen.

Apple Juga Tak Kebal Kenaikan Harga

Meski memiliki daya tawar lebih kuat terhadap pemasok, Apple diperkirakan tetap terdampak. Harga smartphone Samsung dan Apple sama-sama tertekan karena Apple juga membutuhkan RAM berkapasitas besar untuk mendukung fitur AI on-device yang semakin kompleks di iPhone generasi mendatang.

Kebutuhan akan AI lokal di perangkat membuat Apple sulit menurunkan spesifikasi memori. Konsekuensinya, kenaikan biaya produksi hampir tak terelakkan dan berpotensi diteruskan ke konsumen melalui harga jual yang lebih tinggi.

Efek Domino ke Industri Smartphone

Lonjakan harga smartphone Samsung dan Apple diperkirakan akan menciptakan efek domino ke seluruh industri. Vendor lain kemungkinan akan menyesuaikan harga, terutama di segmen flagship dan upper mid-range yang margin keuntungannya semakin tipis.

Beberapa produsen mungkin memilih strategi menekan biaya dengan menggunakan kembali desain lama atau memangkas fitur tertentu. Namun, pendekatan ini berisiko menurunkan daya saing produk di pasar yang semakin kompetitif.

Implikasi bagi Konsumen

Bagi konsumen, tren kenaikan harga smartphone Samsung dan Apple menjadi sinyal penting untuk lebih selektif dalam merencanakan upgrade perangkat. Pengguna yang masih memakai ponsel dengan dukungan pembaruan sistem jangka panjang disarankan untuk mempertahankan perangkatnya selama mungkin.

Sementara itu, konsumen yang sudah berniat membeli ponsel baru dalam waktu dekat mungkin perlu mempertimbangkan untuk membeli sebelum generasi terbaru dirilis, saat harga berpotensi berada di titik tertinggi.

Masa Depan Smartphone Flagship

Krisis RAM yang mendorong kenaikan harga smartphone Samsung dan Apple menandai fase baru industri smartphone global. Inovasi tidak lagi hanya soal teknologi tercanggih, tetapi juga tentang kemampuan vendor mengelola rantai pasok dan biaya produksi.

Jika tren ini berlanjut, konsumen harus bersiap menghadapi era smartphone flagship dengan harga semakin premium. Dalam beberapa tahun ke depan, harga ponsel kelas atas kemungkinan akan menjadi refleksi langsung dari persaingan ketat antara kebutuhan AI, keterbatasan komponen, dan strategi bisnis para raksasa teknologi.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button